KesehatanPeristiwa

IGD Penuh, Pasien Diduga Ditolak: Ini Penjelasan Dokter RSBP Pohuwato

SUARAPOST.ID – Menanggapi adanya pelayanan kesehatan di RSBP Pohuwato yang diduga kurang maksimal hingga berujung meninggalnya salah seorang pasien yang disinyalir ditolak oleh RSBP Pohuwato, akhirnya mendapat penjelasan dari pihak Rumah Sakit Bumi Panua.

Diberitakan sebelumnya, almarhum Mohamad Kadir (60) Warga Desa Buntulia Utara, Kecamatan Buntulia, Kabupaten Pohuwato, saat itu mendatangi RSBP, namun almarhum diduga ditolak oleh salah seorang dokter dengan alasan tempat di IGD sudah full, dan mengarahkan almarhum untuk dirujuk ke Puskemas terdekat.

“Untuk rumah sakit ini sebetulnya mereka punya penolakan, saya tidak tau SOP bagimana, cuma saya punya om saat itu ke rumah sakit tapi mereka bilang sudah full dan tidak menerima pasien, karna tidak ada tempat,” kata keluarga almarhum. Baca lebih lanjut: Ambulans Berbayar di Pohuwato: Antara Kemanusiaan dan Regulasi Perda

Menanggapi tudingan ini, dr. Lisa, salah satu dokter di RSBP Pohuwato, memberikan penjelasan dalam konferensi pers yang digelar di ruang Direktur RSUD Pohuwato pada Jumat (6/12/2024).

Dalam penjelasannya, dr. Lisa mengaku pada Selasa tanggal 2 Desember 2024, sebelum pukul 21.00 WITA, dirinya datang ke IGD dan melihat situasi IGD full dengan pasien.

“Saat itu saya sempat merekam keadaan IGD yang penuh, untuk meminimalisir hal-hal yang tidak diinginkan. Tetapi saya tidak ingat kalau jam berapa pasien (Alm.Mohamad Kadir) datang, seingat saya ketika pasien datang saya sudah menjelaskan. Saya ingat ada dua orang bapak yang jalan, kemudian saya tanya. Kemudian saya sudah memperkenalkan nama dan memohonkan maaf dan mengatakan keadaan IGD seperti ini, dan tidak ada tempat tidur lagi, hanya ada kursi,” jelasnya dr. Lisa.

Setelahnya, dr. Lisa menanyakan kalau pasien saat itu sakit apa, pasien mengatakan bahwa dirinya mengeluhkan sakit dibagian tangan. Dan menurut penglihatan dr. Lisa, pasien tersebut tidak memiliki kegawatdaruratan.

“Jadi mereka datang, jalan berdua. Makanya ada beberapa pasien sebelumnya yang datang saya arahkan ke puskesmas terdekat, karena saya juga tidak menerima pasien kalau cuman duduk di kursi. Sebab saya pernah pengalaman tahun kemarin terima pasien duduk, pas duduk mereka marah-marah. Nah, saat dipersilahkan duduk, tiba-tiba datang seorang bapak-bapak dan langsung membawa pasien keluar dari IGD,” papar dr. Lisa.

Ditanyai apakah dr. Lisa tidak melakukan diagnosa sebelumnya pada pasien tersebut, dr. Lisa menjawab bahwa, sebagai seorang dokter dan melakukan diagnosa, pasien tersebut harus diposisikan sebagai pasien dalam artian bukan dalam keadaan duduk.

“Seperti apa saya menilai pasien yang sedang gawat? Pertama penampilan, saya tidak mungkin menolak pasien dengan tidak sadarkan diri lalu saya tolak. Andai kalau saya terima bapak itu dengan keadaan duduk lalu 15 menit dan jatuh dalam keadaan duduk, pasti berita beda lagi. Dan saya sangat salah menerima pasien dalam keadaan duduk, dalam aturan kedaruratan tidak ada menerima pasien duduk, pasti pasien harus tidur (Berbaring). Sekali lagi saya tidak pernah menolak pasien. Hanya saja, keadaan IGD saat itu sudah full bed,” tutupnya.

Konferensi pers tersebut juga dihadiri oleh Direktur RSUD Pohuwato, Yenni Ahmad, Ketua Dewan Pengawas Musmilin Nento, serta anggota Badan Pengawas Tasrif Haras dan Kusmayadi Hunta. Mereka turut mendengar penjelasan dr. Lisa terkait insiden ini.// (Kaco)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button