Krisis Air Bersih Ancam Ribuan Warga, AMMPL Tuntut Hentikan PETI di Popayato
SUARAPOST.ID — Aliansi Mahasiswa dan Masyarakat Peduli Lingkungan (AMMPL) kembali menggelar aksi demonstrasi jilid III di sejumlah titik strategis di Kota Gorontalo. Aksi ini menuntut penanganan tegas terhadap aktivitas Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI) yang berlangsung di KM 18, Kecamatan Popayato, Kabupaten Pohuwato, Gorontalo.
Reksa Umar, jenderal lapangan AMMPL, dalam orasinya menyoroti dampak serius yang ditimbulkan PETI terhadap masyarakat setempat, khususnya pada pasokan air bersih. “Lebih dari 1.800 kepala keluarga di Popayato, termasuk warga Torosiaje, kini terancam krisis air bersih akibat rusaknya sumber-sumber air yang disebabkan oleh alat berat dalam aktivitas PETI,” ujarnya lantang, Senin 11 November 2024.
Ia menjelaskan bahwa air yang disuplai oleh PDAM kini sudah tidak layak dikonsumsi, akibat pencemaran yang disebabkan oleh aktivitas pertambangan ilegal. Menurutnya, kondisi ini telah berlangsung hampir tiga bulan dan semakin memburuk seiring bertambahnya jumlah alat berat di lokasi tersebut.
“Alat berat yang terus ditambah ini menghancurkan ekosistem yang vital bagi kehidupan, terutama sumber air yang sangat dibutuhkan masyarakat,” kata Reksa. Ia memperingatkan bahwa jika tidak ada tindakan nyata, warga Popayato dan Popayato Timur akan menghadapi krisis air bersih yang kian parah.
Reksa juga menegaskan bahwa AMMPL tidak akan berhenti menyuarakan keresahan masyarakat Popayato sampai masalah ini diselesaikan dan masyarakat mendapatkan hak mereka atas air bersih. “Kami akan terus berjuang agar masyarakat bisa mendapatkan pasokan air bersih yang layak,” tambahnya.
Selain dari pihak AMMPL, keresahan serupa disampaikan Muhadzir Pakaja (53), warga Popayato yang merasakan langsung dampak krisis air. “Setiap hari ada sekitar 10 warga yang mengeluh kepada saya tentang kesulitan mendapatkan air bersih. Saya sendiri tidak tahu harus berbuat apa. Kami hanya warga biasa yang butuh bantuan,” tuturnya dengan penuh harap.
Aksi AMMPL hari ini merupakan bentuk solidaritas terhadap masyarakat yang terdampak dan sebagai seruan mendesak kepada pihak berwenang untuk segera bertindak tegas.// (Kaco)